Senin, 27 Januari 2014

Keadaan Sosial Budaya Desa Ranjeng


          Kondisi Sosial Kemasyarakatan Desa Ranjeng alam perspektif kebudayaan, sebagian besar  dari masyarakat Tatar Sunda (Jawa Barat),merupakan masyarakat Sunda,yaitu kelompok orang atau masyarakat yang dibesarkan dalam lingkungan sosial budaya Sunda serta menghayati dan menggunakan norma-norma Sunda. Desa yang bermayoritas muslim ini selalu mengedepankan kebersamaan antar masyarakat.
           Kesadaran masyarakat Desa Ranjeng untuk melakukan penggalian dan pengembangan kembali kebudayaan warisan leluhurnya,dari tahun ke tahun semakin menunjukkan hasil yang menggembirakan. Beberapa unsur kebudayaan,terutama dibidang kesenian tradisional mulai diangkat kembali ke permukaan.
     
Kuda Renggong
Apabila dilihat dari kelembagaan dan hasil wawancara dengan beberapa narasumber, di dalam masyarakat secara garis besar kelembagaan Desa Ranjeng memiliki tiga cabang utama kelembagaan sosial budaya, yaitu:

  1. PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) merupakan gerakan masyarakat umum khususnya ibu rumah tangga seperti memasak, senam, arisan, dll.
  2. BKL (Bina Keluarga Lanjut Usia) merupakan langkah kesehatan untuk para lanjut usia. Kegiatan ini cukup efektif karena dilakukan secara berkesinambungan seperti senam. 
  3.  UPPKS (Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) merupakan gerakan yang berupaya untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

Di Desa Ranjeng semua masyarakatnya beragama muslim, hal ini dapat disebabkan kurangnya percampuran kultur, sehingga masih terjaga keselarasan. Bangunan sarana ibadah yakni terdapat sembilan mesjid (dua Babakan Asem, tiga Babakan Bandung, dua Ranjeng, satu Cisitu, satu Cijintung).
Di setiap mesjid terdapat DKM yang bertugas mengelola dalam memelihara kelangsungan sarana ibadah. Di setiap mesjid biasanya selalu mengadakan acara setiap hari besar agama Islam, misalnya lomba MTQ antar Kecamatan, dan sempat menjuarai tingkat kecamatan.
Secara potensi, desa ini cukup baik yang terbukti pernah menjuarai lomba MTQ, namun sarana yang tersedia kurang memadai. Akan tetapi sebagian masyarakat menganggap hal tersebut tidak menghambat masyarakat untuk menggunakan sarana apa adanya.
      Interaksi antar masyarakat dapat dikatakan bagus. Banyak masyarakat yang berperan aktif dalam organisasi. Selain itu para ibu rumah tangga sering mengadakan arisan di tiap RT dan diadakan senam setiap hari Selasa, begitu juga kegiatan-kegiatan PKK.
Apabila dilihat dari interaksi masyarakatnya yang cenderung aktif, maka tidak heran apabila di desa Ranjeng sering bergotong royong dan para warga saling membantu. Biasanya gotong royong diadakan jika ada pembangunan rumah, jalan, dan juga jika ada Jumsih (Jumat Bersih), ataupun kegiatan desa lainnya.
      Seperti yang telah disinggung sebelumnya, di desa Ranjeng, terdapat beberapa kebudayaan atau adat istiadat . Setelah mewawancarai beberapa narasumber terdapat beberapa kebiasaan dan kesenian di desa Ranjeng, yaitu: 
a. Tradisi
Maulud nabi: Maulud nabi merupakan tradisi yang sudah kental di desa Ranjeng. Pada tanggal 12 Rabi’ul Awal masyarakat ini sering memperingati hari lahir nabi besar Muhammad saw, sebagai hari besar. Tradisi ini dilaksanakan dengan cara bergotong royong. - Tujuh Bulanan: Tradisi ini merupakan salah satu kebiasaan masyarakat desa Ranjeng  yang dilakukan untuk calon ibu (hamil). Tradisi ini diadakan sebagai rasa syukur kepada Allah swt yang telah memberikan karunia-Nya.  
Khitanan: Dalam agama islam khitanan merupakan salah satu media penyucian diri dan hal ini tentu saja menjadi tradisi masyarakat desa Ranjeng.
Khataman Quran: Tradisi ini dilaksanakan dengan cara membaca, menelaah kitab suci Al-quran yang biasanya dilaksanakan dalam pengajian di mesjid. Khataman ini biasa juga sering dilaksanakan pada bulan Ramadhan seusai sholat tarawih.
                    b. Kesenian
Kuda Renggong: Kesenian ini dapat dikatakan sebagai ciri khas kebudayaan di desa Ranjeng. Kuda Renggong diadakan apabila ada acara besar seperti: khitanan, pernikahan, hari kemerdekaan dll. Kesenian ini pernah mendapatkan prestasi juara satu tingkat kecamatan. Selain itu kesenian ini pernah tampil sampai keluar kota seperti: Jakarta, Bekasi, Subang, Tasik dan Bandung.  
Tari Umbul: Kesenian ini berasal dari Paseh,  jika ada acara besar di desa, dan pernah mendapat prestasi juara satu antar kecamatan. Tari Umbul biasanya menggunakan alat-alat yang biasa digunakan untuk tayuban.
Seni Reak: Kesenian yang memadukan beberapa jenis tari tradisional seperti reog, angklung, gendang pencak dan topeng. Kesenian ini diadakan apabila ada acara tertentu yang diadakan secara khusus.
          Jaipongan: Kesenian ini merupakan tarian tradisional yang memiliki gaya khas yakni keceriaan, humoris, dan semangat. Tari Jaipongan ini dilaksanakan apabila ada hajat tertentu atau acara-acara perayaan.
         Upacara adat: Upacara adat merupakan kebiasaan turun-temurun di desa Ranjeng. Tradisi ini diselenggarakan dengan cara partisipasi masyarakat desa Ranjeng yang bergotong royong. Upacara adat di desa Ranjeng ini biasa diadakan untuk Mapag Panganten, Jemput Tamu, dan Beluk.
        Pongdut (Jaipong dan Dangdut): Pongdut yang mempunyai singkatan jaipong dan dangdut ini merupakan  seni gabungan inisiatif masyarakat desa Ranjeng. Kesenian ini akan dipentaskan apabila ada kegiatan tertentu. 
         Organ tungga: Organ Tunggal merupakan pentas musik diatas panggung dengan menggunakan organ yakni alat besar seperti piano. Pentas musik ini biasanya dipentaskan pada momen-momen tertentu. 
      Kasidah: Merupakan seni suara yang bernafaskan islam. Kesenian ini dilaksanakan apabila diadakannya acara seperti pengajian atau pernikahan dengan melantunkan lagu bernuansa islam.                                                                                                                    
  selain kesenian di atas masih ada beberapa kesenian lain yang ada di Desa Ranjeng, yaitu: Seni Tari Klasik, Seni Calung, dan Reog.

Sumber wawancara: Ika Karunia(Bidan),Maman Rukmana (Mantri), Bu Nunung (Sekertaris PKK), Bu Dede (Warga/Pelaku seni), Wartono (Warga)
Sumber Data: RJPMDES 2010-2014, Desa Ranjeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar